Kesadaran akan investasi telah mengalami peningkatan beberapa waktu belakangan, ditambah lagi dengan semakin tingginya tingkat ketidakpastian kondisi dunia saat ini.
Berbagai macam hal dapat menjadi alasan yang melatarbelakangi seseorang melakukan investasi, mulai dari untuk meningkatkan nilai uang yang dimiliki, mencapai tujuan finansial, mempersiapkan masa depan, mengatasi inflasi hingga menciptakan sumber passive income.
Dalam dunia investasi sendiri, memilih proyek atau instrumen yang tepat tidak cukup hanya mengandalkan intuisi saja, diperlukan pula analisis terstruktur untuk menilai kelayakan instrumen investasi tersebut.
Baca Juga: Jangan Malas! 5 Manfaat ini Akan Kamu Dapatkan Kalau Rutin Lari Pagi
Seorang investor yang cerdas tidak serta merta mengambil keputusan berdasarkan intuisi dan pengaruh emosional, ia harus dapat memahami dan menilai instrumen yang akan diambilnya sebelum benar-benar membuat keputusan investasi.
Berbagai macam metode telah dikembangkan untuk membantu investor melakukan analisis, penilaian dan evaluasi potensi keuntungan, risiko serta efisiensi dari suatu investasi.
Dari beberapa metode tersebut, dua diantaranya yang cukup sering digunakan yaitu Payback Periode dan Net Present Value (NPV). Berikut adalah penjelasan dari kedua metode tersebut.
1. Payback Periode
Payback Periode adalah metode penilaian investasi yang menghitung berapa lama investor dapat memperoleh kembali modal yang dikeluarkannya. Semakin singkat waktu pengembalian modal, maka semakin baik investasi yang dilakukan dan layak untuk dilanjutkan.
Adapun rumus perhitungan metode ini adalah sebagai berikut:
PP = Nilai Investasi : Kas Masuk Bersih
Meskipun metode ini cukup sering digunakan untuk menilai investasi, namun bukan berarti tidak memiliki kekurangan. Adapun kekurangan dari metode ini yaitu diabaikannya nilai waktu uang serta aliran kas setelah periode payback.
Baca Juga: Teori Permintaan Uang: Pandangan Keynes dan Ekonomi Islam
Contoh dari penerapan metode ini adalah sebagai berikut:
PT Aman Enjoy merencanakan membeli sebuah mesin baru untuk meningkatkan jumlah produksi. Terdapat dua merek mesin yang dipertimbangkan untuk dibeli. Mesin pertama bermerek A memiliki harga Rp400.000.000, dengan keuntungan arus kas bersih sebesar Rp50.000.000. Kemudian mesin kedua bermerek B dengan harga Rp350.000.000, yang mampu memberikan arus kas bersih senilai Rp55.000.000.
Dari kedua merek mesin tersebut, tentukan mesin mana yang layak dibeli menggunakan metode payback periode!
Jawab:
PP Mesin A = Harga Mesin : Kas Masuk Bersih
PP Mesin A = 400.000.000 : 50.000.000
PP Mesin A = 8 tahun
PP Mesin B = Harga Mesin : Kas Masuk Bersih
PP Mesin B = 350.000.000 : 55.000.000
PP Mesin B = 6,4 tahun
Dari hasil perhitungan tersebut, maka mesin B lebih layak untuk dibeli, karena memiliki payback periode lebih cepat dari mesin A.
2. Net Present Value (NPV)
NPV merupakan salah satu metode penilaian investasi yang sering digunakan. Metode ini menilai suatu investasi dengan menghitung selisih antara nilai sekarang dari arus kas masuk dengan nilai sekarang arus kas keluar selama periode waktu tertentu.
Nilai NPV dapat dipakai untuk menghitung nilai uang serta membandingkan alternatif investasi serupa. Apabila nilai NPV suatu investasi bernilai positif, maka investasi tersebut sebaiknya dilakukan.
Penilaian investasi dengan metode NPV dinilai sebagai metode terbaik. Hal tersebut lantaran investor dapat menghitung nilai arus investasi masa depan pada masa saat ini.
Namun, meski begitu bukan berarti metode ini tidak memiliki kelemahan. Kelemahan dari metode ini sendiri adalah segala sesuatu di masa depan yang dihitung hanya bersifat asumsi yang tidak dapat dipastikan.
Baca Juga: Pengertian Jasa dan Karakteristiknya
Adapun cara menghitung nilai NPV suatu investasi adalah sebagaimana dijelaskan dalam contoh berikut:
Sebuah perusahaan berencana membeli mesin otomatis dengan harga Rp180.000.000 dengan taksiran umur ekonomis 5 tahun. Nilai sisa dari mesin tersebut adalah Rp50.000.000 pada akhir tahun umur ekonomis berdasarkan perhitungan dengan metode penyusutan garis lurus. Mesin ini diharapkan mampu memberikan laba setelah pajak sebesar Rp62.000.000 per tahun selama umur ekonomis. Dari uraian tersebut, maka tentukan apakah pembelian mesin tersebut menguntungkan atau tidak bagi perusahaan dengan tingkat bunga yang relevan adalah 12%.
Maka, perhitungan nilai NPV untuk mesin tersebut adalah sebagai berikut.
Diketahui:
Harga Mesin: Rp180.000.000,-
Nilai Sisa: Rp50.000.000,-
Umur Ekonomis: 5 Tahun
Laba Setelah Pajak: Rp62.000.000,-
Discount Rate: 12%
Jawab:
a) Langkah pertama yaitu menentukan nilai penyusutan per tahun.
Penyusutan Per Tahun = (Harga Perolehan-Nilai Sisa)/Umur Ekonomis
Penyusutan Per Tahun = (180.000.000-50.000.000)/5
Penyusutan Per Tahun = 130.000.000/5
Penyusutan Per Tahun = 26.000.000
b) Selanjutnya dihitung nilai kas masuk bersih tahun 1-5, sebagai berikut:
Kas Masuk Bersih = Laba Setelah Pajak + Penyusutan Per Tahun
Kas Masuk Bersih = 62.000.000 + 26.000.000
Kas Masuk Bersih = 88.000.000
c) Kemudian, tentukan nilai PV Kas Masuk dari tahun 1-5 dengan rumus berikut:
PV Kas Masuk Tahun ke-n = Kas Masuk Bersih Tahun 1-5/(1+Tingkat Bunga)n
Berikut adalah tabel hasil perhitungan PV Kas Masuk Tahun ke-n:
Tahun ke- | PV Kas Masuk Tahun ke 1-5 |
1 | Rp 78.571.429 |
2 | Rp 70.153.061 |
3 | Rp 62.636.662 |
4 | Rp 55.925.591 |
5 | Rp 49.933.563 |
Total PV | Rp 317.220.306 |
d) Selanjutnya, tentukan PV untuk nilai sisa sebagai berikut.
PV Nilai Sisa = Nilai Sisa/(1+Tingkat Bunga)5
PV Nilai Sisa = 50.000.000/(1+0,12)5
PV Nilai Sisa = 28.371.343
e) Langkah terakhir adalah menghitung Net Present Value (NPV), yaitu sebagai berikut:
NPV = (PV Nilai Sisa + Total PV Tahun 1 sampai 5) – Harga Perolehan
NPV = ( 28.371.343 + 317.220.306) – 180.000.000
NPV = Rp165.591.649,-
Berdasarkan pada perhitungan di atas, maka diperoleh nilai NPV Rp165.591.649,-. Karena nilai NPV positif, maka mesin tersebut feasible untuk dibeli.
Itulah tadi sedikit artikel tentang penjelasan metode penilaian investasi Payback Periode dan Net Present Value (NPV) yang dapat penulis bagikan.
Kebetulan dua metode tersebut merupakan bagian dari materi kuliah penulis, dan kebetulan juga muncul saat ujian akhir semester kemarin.
Pada artikel selanjutnya penulis akan mencoba membagikan tentang metode penilaian investasi yang lain selain kedua metode yang sudah disampaikan dalam artikel ini.
Apa yang penulis sampaikan dalam artikel ini tentu masih terdapat banyak kekurangan, jadi penulis mengharapkan kritik dan saran dari rekan-rekan pembaca sekalian.
Jika ada usul, saran dan masukan kepada penulis silakan sampaikan melalui kolom komentar yang tersedia di bawah artikel ini, atau melalui halaman Kontak yang tersedia. Demikian, terima kasih.(*)
Referensi:
Lyman, C. (2023, Juni 26). 5 Metode Penilaian Investasi dan Contohnya, Investor Wajib Tau! Diambil kembali dari PINTU.co.id: https://pintu.co.id/blog/metode-penilaian-investasi-dan-contohnya
OCBC. (2023, Mei 11). 6 Metode Penilaian Investasi yang Perlu Diketahui Investor. Diambil kembali dari OCBC.id: https://www.ocbc.id/article/2023/05/29/metode-penilaian-investasi