Sejarah mencatat bahwa peradaban manusia selalu mengalami perkembangan dan perubahan. Dari nomaden ke menetap, dari berburu ke berkebun, dari manual ke otomatis.
Bahkan teori sains juga mengatakan kalau manusia mengalami evolusi semenjak terciptanya alam semesta, mulai dari partikel ke sel, dari sel ke makhluk bertulang, hingga menjadi manusia seperti saat ini.
Tak hanya dari segi peradaban dan fisik saja, manusia bahkan mengalami perubahan secara psikologis dan karakter dari generasi ke generasi.
Baca Juga: Ketidaktahuan adalah Berkah
Beberapa hal tersebut di atas menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang dinamis dan selalu mengalami perubahan. Meskipun manusia sendiri cenderung takut menghadapi perubahan itu.
Belakangan banyak yang mengeluh karena banyaknya orang yang tidak bisa mempertanggung jawabkan ucapannya, tidak bisa konsisten dengan ucapannya. Hari ini dia ngomong A besok sudah berubah lagi.
Tapi ya begitulah manusia, hal tersebut justru membuktikan bahwa ia benar-benar manusia.
Meskipun manusia selalu menuntut kepastian, namun sejatinya ia sendiri adalah makhluk yang paling tidak pasti, bahkan sangat tidak konsisten.
Kendati demikian, setiap manusia memiliki tingkat inkonsistensinya masing-masing. Ada yang sangat tidak konsisten, dan ada yang sedikit tidak konsisten.
Manusia juga sangat rawan menjilat ludahnya sendiri. Tidak ada manusia yang benar-benar ajeg dan kosisten dengan perkataannya saat ini. Apalagi kalau ia bicara tentang sesuatu yang bahkan belum pernah dirasakannya.
Baca Juga: Jangan Sombong! Kamu Bukan Siapa-siapa Sampai Ada yang Mengenalmu
Misalnya si A bicara bahwa ia tidak akan tergoda dengan sepatu merek yang harganya mahal, bahkan ia sampai bersumpah kalaupun punya uang ia tidak akan tergoda untuk itu.
Sayangnya si A berbicara seperti itu saat dia berada di posisi belum merasakan memiliki uang untuk membeli barang yang dibicarakannya. Hal seperti ini sangat rawan akan inkonsistensi, apa lagi saat suatu saat nanti si A berada di posisi memiliki uang dan mampu untuk membeli sepatu yang dibicarakannya tadi.
Contoh lain yang lebih sering terjadi adalah seperti yang dilakukan para politisi. Tidak perlu dijelaskan lebih lanjut pasti rekan-rekan pembaca sudah mengerti.
Kesimpulan
Manusia adalah makhluk yang dinamis dan selalu berubah. Tidak ada konsistensi yang mutlak pada diri manusia. Semua pasti akan mengalami perubahan, baik ucapan maupun tindakan.
Jadi, jangan terlalu berharap lebih tentang kepastian kepada manusia. Dan jangan terlalu sok konsisten atau bahkan merasa paling konsisten, karena kita tidak pernah tahu situasi dan kondisi apa yang akan kita hadapi kedepannya.
Tetaplah skeptis dan terus berusaha untuk menjadi pribadi yang baik dalam berucap dan bertindak.
*Disclaimer: Tulisan ini berdasarkan olah pikir dan opini pribadi penulis, tidak ada maksud menyindir atau mendiskreditkan pihak manapun. Adapun jika terdapat kesamaan cerita dengan kehidupan nyata itu murni kebetulan belaka.
Mungkin seperti itu, semoga dapat dimengerti. Terima kasih.(*)