Andri Why.com – Perkembangan teknologi di dunia kereta api saat ini semakin masif terjadi. Termasuk juga pada sistem persinyalan yang digunakan.
Jika pada zaman dahulu kereta api masih menggunakan sistem persinyalan yang sifatnya tradisional, saat ini sudah banyak dikembangkan sistem persinyalan kereta api elektrik dan otomatis.
Salah satu perkembangan teknologi pada sistem persinyalan kereta api saat ini yaitu munculnya sistem Communication-Based Train Control (CBTC). Teknologi ini umumnya diterapkan di beberapa kereta api modern, seperti MRT Jakarta dan LRT Jakarta.
Sistem CBTC ini biasanya diterapkan pada angkutan kereta api metro atau perkotaan, namun bisa juga diterapkan untuk kereta api komuter maupun kereta api cepat.
Pengertian Singkat CBTC
Communication-Based Train Control (CBTC) sendiri merupakan sistem persinyalan kereta api modern yang memanfaatkan komunikasi secara berkesinambungan antara kereta api dengan peralatan yang ada di jalur untuk melakukan pengaturan dan pengendalian lalu lintas kereta api.
Sementara menurut standar IEEE 1474, CBTC didefinisikan sebagai sebuah sistem pengendali kereta otomatis berkelanjutan yang memanfaatkan penentuan lokasi kereta dengan resolusi tinggi, tidak bergantung pada track circuit; komunikasi data antara kereta ke jalur dilakukan secara terus-menerus, berkapasitas tinggi, dua arah; dan menggunakan prosesor yang dipasang pada kereta serta peralatan wayside, yang mana mampu menerapkan fungsi Perlindungan Kereta Otomatis (ATP), Pengoperasian Kereta Otomatis (ATO) dan Pengawasan Kereta Otomatis (ATS).
Dengan sistem ini, posisi kereta api dapat diketahui dengan lebih akurat dibandingkan apabila menggunakan sistem persinyalan tradisional.
Jika dalam sistem persinyalan kereta api tradisional menggunakan sistem fix block atau blok tetap, pada sistem ini menggunakan sistem moving block atau blok bergerak, yang mana dapat memperpendek headway antar kereta.
Komponen Utama CBTC
CBTC merupakan sistem persinyalan yang mendukung pengoperasian kereta yang dilakukan secara otomatis atau Automatic Train Control (ATC).
Oleh karena itu dibutuhkan beberapa komponen utama untuk mendukung kelancaran pengoperasian kereta api. Adapun komponen-komponen tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:
1. ATP (Automatic Train Protection)
ATP merupakan komponen terpenting yang harus ada pada sistem pengendalian kereta otomatis. Komponen ini bertugas untuk menjaga keamanan perjalanan kereta api. Selain itu ATP bertanggung jawab untuk mencegah terjadinya tabrakan antar kereta, over speed, dan segala kemungkinan kejadian tidak normal lainnya.
Dalam ATP sendiri sudah dilengkapi dengan sistem automatic brake yang akan menghentikan secara otomatis kereta apabila terjadi bahaya.
2. ATO (Automatic Train Operation)
Komponen ini berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan kereta, sehingga kereta dapat berjalan maupun berhenti secara otomatis. Sistem ini juga sudah mendukung pengoperasian kereta tanpa masinis atau driverless.
3. ATS (Automatic Train Supervising)
ATS bertanggung jawab untuk mengawasi pengoperasian kereta melalui Operation Control Center (OCC), baik untuk memberi arahan rute, mengantisipasi penumpukan kereta dalam satu jalur, mengatur jarak antar kereta dan hal lain yang berhubungan dengan lalu lintas kereta api.
Tingkat Otomatisasi CBTC
Sebagai sistem yang mendukung pengoperasian kereta api secara otomatis, CBTC memiliki beberapa tingkat otomatisasi, yang dibagi berdasarkan perkembangan dan teknologi yang digunakan.
Tingkat otomatisasi tersebut dikenal sebagai Grade of Automation (GoA), yang terdiri dari level 0 sampai level 4. Berikut adalah penjelasannya:
- GoA 0: Kereta dioperasikan secara manual tanpa menggunakan ATP.
- GoA 1: Kereta dioperasikan secara manual, akan tetapi sudah menggunakan sistem ATP untuk menjamin keamanannya.
- GoA 2: Pada tingkat ini, kereta sudah dioperasikan secara semi-otomatis (STO), dimana masinis masih diperlukan untuk keadaan darurat dan keperluan buka tutup pintu.
- GoA 3: Tingkat ini sudah mendukung pengoperasian kereta secara otomatis tanpa masinis atau Driverless Train Operation (DTO). Akan tetapi tetap diperlukan kru kereta untuk apabila terjadi kondisi darurat.
- GoA 4: Di tingkat ini penggunaan masinis maupun kru kereta sudah tidak diperlukan lagi, kereta sudah bisa beroperasi secara full otomatis (UTO).
Itu tadi sedikit penjelasan mengenai Communication-Based Train Control (CBTC), sistem persinyalan kereta api modern yang canggih.
Semoga artikel ini bermanfaat, apabila ada yang kurang tepat mohon untuk dikoreksi. Terima kasih. (*)
Sumber:
Maghfiroh, H. (t.thn.). Dunia Kereta – Block Signaling. Diambil kembali dari Kereta Listrik.com: http://www.keretalistrik.com/2017/09/dunia-kereta-block-signaling.html
Railsystem.net. (t.thn.). Communications-Based Train Control (CBTC). Diambil kembali dari Railsystem.net: https://railsystem.net/communications-based-train-control-cbtc/