Skip to content
Logo Web New 2

AndriWhy.com

Bergumam Dalam Pikiran, Bicara Lewat Tulisan

Menu
  • Beranda
  • Kategori
    • Jurnal
    • Edukasi
    • Kereta Api
    • Opini
    • Hiburan
  • Tentang
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
Menu
Mengenal IRR dan ARR untuk Penilaian Investasi (Sumber: Pixabay)

Mengenal IRR dan ARR untuk Penilaian Investasi

Posted on July 20, 2025July 21, 2025 by Andri Wahyu Pratama

Masih tentang metode penilaian investasi. Pada artikel sebelumnya penulis sudah menyampaikan tentang dua metode, yaitu Payback Periode dan NPV (Net Present Value).

Pada artikel kali ini penulis akan mengulas tentang dua lagi metode penilaian investasi yang cukup sering digunakan, yaitu Internal Rate of Return (IRR) dan Average Rate of Return (ARR).

Seperti sebelumnya, artikel ini dibuat berdasarkan pada materi kuliah yang penulis terima.

Baca Juga: Metode Penilaian Investasi: Payback Periode dan NPV

Berikut adalah penjelasan singkat tentang kedua metode penilaian investasi tersebut.

1. Internal Rate of Return (IRR)

Metode ini merupakan suatu yang cara digunakan untuk menghitung profitabilitas suatu investasi yang sedang berjalan. Prinsipnya adalah bagaimana menentukan discount rate (tingkat bunga) yang dapat menyamakan present value dari proceed dengan net investment, sehingga NPV sama dengan 0.

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa apabila hasil perhitungan IRR lebih besar dari modal, maka investasi sebaiknya segera dilakukan. Sebaliknya, jika hasil IRR kurang dari modal, maka lebih baik investasi tersebut dihindari.

Dengan demikian, nilai IRR yang baik yaitu jika angka persentasenya lebih besar daripada kebutuhan modal usaha.

Konsep ini memiliki hubungan dengan metode NPV. Jika pada konsep NPV mencoba menentukan nilai NPV pada discount rate tertentu, sedangkan pada konsep IRR ini mencoba menentukan nilai discount rate yang diinginkan.

Rumus untuk metode IRR sendiri adalah sebagai berikut:

Outlay = [Pr1/(1+r)1] + [Pr2/(1+r)2] + [Pr3/(1+r)3] + …. + [Prn/(1+r)n]

Keterangan:

Pr1,2,3,…n = Proceed tahun ke-n

r           = IRR

Agar dapat menentukan besarnya nilai r perlu dilakukan metode trial and error hingga didapatkan nilai yang sesuai.

Adapun fungsi utama dari metode jenis ini yaitu untuk menilai apakah suatu aset mengalami peningkatan atau tidak. Selain itu, terdapat juga beberapa fungsi lain, yaitu:

  • Sebagai sumber acuan saat seseorang akan menyimpan uang atau membuka rekening deposito di bank;
  • Dapat membantu memberikan perbandingan tingkat laju pengembalian dalam menentukan bentuk investasi yang diperkirakan akan lebih menguntungkan;
  • Menilai laju pengembalian setelah pajak, sehingga investor dapat mengetahui mana investasi yang memiliki tingkat return lebih tinggi; dan
  • Mengetahui laju pengembalian investasi sehingga seluruh kegiatan operasional perusahaan dapat dievaluasi dengan akurat.

Baca Juga: 3 Macam Strategi Penetapan Pasar Sasaran

2. Average Rate of Return (ARR)

Metode jenis ini digunakan untuk menentukan besaran rata-rata laba yang didapatkan setiap tahun selama periode investasi. ARR sendiri dapat memberikan gambaran tentang seberapa baik atau buruk suatu investasi dalam menghasilkan keuntungan relatif terhadap investasi awal yang dikeluarkan.

Dalam praktiknya, metode ARR ini memiliki beberapa manfaat, yaitu:

a) Fleksibilitas Waktu

ARR dapat mencakup kerangka waktu apa pun, tergantung pada investor itu sendiri. Hal ini dapat memberikan fleksibilitas dalam menentukan kapan harus mengubah suatu investasi menjadi uang tunai.

b) Bantuan dalam Pengambilan Keputusan

Dengan memahami metode ARR ini dapat membantu memberdayakan pemangku kepentingan untuk melakukan perbandingan berbagai peluang sebelum membuat keputusan investasi.

Adapun rumus untuk metode Average Rate of Return ini adalah sebagai berikut:

ARR = [Rata-rata laba setelah pajak / Rata-rata investasi] x 100%

Rata-rata Investasi =  (Investasi Awal + Investasi Akhir)/2

Contoh 1 Soal ARR

X berencana untuk melakukan investasi. Terdapat dua pilihan proyek untuk investasi tersebut, yaitu proyek A dan proyek B. Proyek A sendiri membutuhkan investasi awal senilai Rp600 juta, sedangkan Proyek B memerlukan investasi awal senilai Rp720 juta. Masing-masing proyek sama-sama memiliki usia investasi selama 6 tahun.  Adapun perkiraan proceed untuk kedua proyek sebagaimana ditampilkan pada tabel berikut.

Tahun ke-Proyek AProyek B
1
2
3
4
5
6
Rp200.000.000
Rp200.000.000
Rp200.000.000
Rp200.000.000
Rp200.000.000
Rp200.000.000
Rp450.000.000
Rp220.000.000
Rp200.000.000
Rp130.000.000
Rp130.000.000
Rp130.000.000

Berdasarkan data tersebut, tentukan proyek mana yang seharusnya diambil oleh X dengan menggunakan metode ARR!

Baca Juga: Penjelasan Teori Kebutuhan Maslow: Sejarah, Konsep dan Tingkatannya

Jawab:

1) Tentukan nilai depresiasi untuk kedua proyek

Proyek A = Rp600 jt/6 = Rp100 juta

Proyek B = Rp720 jt/6 = Rp120 juta

2) Menentukan laba setelah pajak untuk kedua proyek

 Proyek AProyek B
Investasi Awal Rata-rata InvestasiRp600 juta
Rp300 juta (600 jt : 2)
Rp720 juta
Rp360 juta (720 jt : 2)
Laba setelah pajak tahun ke- :
1
2
3
4
5
6    



Rp100 juta
Rp100 juta
Rp100 juta
Rp100 juta
Rp100 juta
Rp100 juta
————–
Rp600 juta : 6



Rp330 juta
Rp100 juta
Rp80 juta
Rp10 juta
Rp10 juta
Rp10 juta
————–
Rp540 juta : 6
Rata-rata laba setelah pajakRp100 jutaRp90 juta
ARRRp100 juta : Rp300 juta
= 33,33%
Rp90 juta : Rp360 juta
= 25,00%

Berdasarkan pada hasil perhitungan tersebut, maka proyek yang dipilih adalah proyek A karena memiliki nilai ARR lebih besar.

Contoh 2 Soal ARR

Saham suatu perusahaan memiliki tingkat return sebagai berikut:

Tahun ke-Return (%)
1+9,1
2-28,6
3+12,8
4+42,9
5-5,7

Berdasarkan data tersebut, tentukan nilai ARR-nya!

Jawab

ARR = (9,1-28,6+12,8+42,9-5,7)/5

ARR = 30,5/5 = 6,1

Jadi, berdasarkan perhitungan tersebut, nilai ARR-nya adalah 6,1%.

Baca Juga: Teori Permintaan Uang: Pandangan Keynes dan Ekonomi Islam

Demikian artikel singkat tentang IRR dan ARR sebagai metode penilaian investasi yang dapat penulis uraikan.

Tentunya masih banyak kekurangan dalam artikel ini, sehingga masih dibutuhkan banyak kritik dan saran dari rekan-rekan pembaca sekalian.(*)

Referensi:

HSB. (t.thn.). Average Rate of Return. Diambil kembali dari HSB invest in time: https://www.hsb.co.id/glosarium/a/average-rate-of-return

OCBC. (2023, Mei 11). 6 Metode Penilaian Investasi yang Perlu Diketahui Investor. Diambil kembali dari OCBC.id: https://www.ocbc.id/article/2023/05/29/metode-penilaian-investasi

OCBC. (2023, Agustus 15). Internal Rate of Return (IRR): Fungsi, Rumus & Cara Hitung. Diambil kembali dari OCBC: https://www.ocbc.id/article/2023/03/15/irr-adalah

Satria, O. (2024, Juli 19). Rumus Average Rate of Return (ARR) dalam Investasi. Diambil kembali dari Dupoin: https://www.dupoin.co.id/insights/market-analysis/34999/

Continue Reading

Next Post:
3 Macam Strategi Penetapan Pasar Sasaran
Previous Post:
Petak Jalan dan Petak Blok Kereta Api

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Profil Penulis

Halo, Saya Andri.

Selamat datang di AndriWhy.com, website pribadi yang dibuat untuk mencurahkan segala macam isi hati, pikiran, keresahan dan ide yang muncul di dalam otak penulis. Selamat membaca!

Mari Berteman

  • Facebook
  • Instagram
  • X
  • LinkedIn

Arsip

  • November 2025
  • October 2025
  • September 2025
  • July 2025
  • June 2025
  • April 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • January 2025
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • August 2024
  • July 2024

Tentang

AndriWhy.com adalah website pribadi yang berisi artikel dan informasi yang berasal dari pemikiran, keresahan hati, ide, opini, pengalaman serta pengetahuan penulis.

DMCA.com Protection Status Banner Bloggercrony

Kategori

  • Blog
  • Edukasi
  • Kereta Api
  • Opini
  • Lainnya
©2025 AndriWhy.com | Built using WordPress and Responsive Blogily theme by Superb