Andri Why.com – Perkembangan teknologi yang semakin pesat telah merambah ke berbagai sektor kehidupan manusia. Salah satu bidang yang juga mengalami pesatnya perkembangan teknologi yaitu transportasi kereta api.
Mulai dari generasi awal kereta api yang menggunakan tenaga uap, hingga pada generasi terbaru teknologi kereta api yang menggunakan tenaga listrik bahkan magnet.
Saat ini, teknologi kereta api banyak menggunakan listrik untuk menggerakkan sarananya. Terutama pada sistem kereta api perkotaan dan metro.
Agar energi listrik dapat tersalurkan ke sarana kereta api yang bergerak di jalan rel, maka diperlukan suatu perangkat yang bernama Power Collector atau sering juga disebut dengan ‘Pickup’.
Baca Juga: Pengertian Kereta Api dan Perkeretaapian
Pada perkembangan teknologi kereta api saat ini, terdapat beberapa jenis power collector yang digunakan. Berikut adalah 8 jenis power collector yang digunakan pada sistem kereta listrik.
1. Pantograph
Pantograph merupakan perangkat power collector yang umum digunakan pada kereta listrik modern.
Alat ini terletak di atap kereta, berbentuk menyerupai bingkai yang dilengkapi dengan engsel untuk menggerakkan bingkai tersebut, sehingga dapat selalu menekan (menempelkan) strip kontak karbon pada kawat listrik yang menggantung di atas kereta.
Dengan engsel yang ada pada bingkai pantograph, membuatnya dapat menyesuaikan dan menjaga strip kontak karbon agar tetap menempel dengan kawat listrik meskipun ketinggian kawat tersebut berbeda di sepanjang jalur rel yang dilalui kereta.
Perangkat ini banyak digunakan untuk mengalirkan listrik aliran atas ke sarana kereta api pada kereta berkecepatan tinggi atau komuter.
Terdapat 2 (dua) jenis pantograph yang sering digunakan pada kereta listrik, yaitu pantograph single arm dan pantograph double arm.
Baca Juga: Communication-Based Train Control (CBTC), Sistem Persinyalan Kereta Api Modern yang Canggih
Beberapa kereta listrik modern di Indonesia yang menggunakan alat ini diantaranya yaitu MRT Jakarta dan Kereta Komuter Jabodetabek.
2. Trolley Pole
Perangkat ini merupakan current collector yang lebih tua dan sederhana daripada jenis sebelumnya. Alat ini biasanya dipasang pada trem dan bus listrik.
Sama seperti pantograph, alat ini dipasang pada bagian atas kereta, berupa tiang yang terbuat dari kayu atau logam dengan roda ataupun sepatu kontak di ujungnya, yang berguna sebagai connector dengan kawat listrik aliran atas.
Perangkat jenis ini kurang stabil jika digunakan pada kecepatan tinggi. Umumnya alat ini diterapkan untuk sistem trem perkotaan.
3. Bow Collector (Kolektor Busur)
Sistem dan bentuk kolektor jenis ini hampir mirip dengan pantograph, namun memiliki desain yang lebih sederhana.
Alat ini menggunakan bingkai berbentuk bow (busur) untuk menjaga hubungan dengan kawat listrik aliran atas.
Kolektor jenis ini sudah tidak umum lagi digunakan di zaman sekarang, lebih banyak digunakan pada sistem perkeretaapian listrik generasi awal.
4. Third Rail
Pada sistem ini digunakan rel tambahan yang ditempatkan pada bagian samping atau di antara rel yang digunakan untuk perjalanan kereta api.
Sistem ini banyak diterapkan pada kereta metro, karena sesuai untuk kecepatan rendah serta mudah untuk instalasi di terowongan.
5. Overhead Conductor Rail
Mirip dengan third rail, namun pemasangan rel diletakkan di bagian atas. Banyak digunakan pada sistem kereta api perkotaan atau pada area dengan izin rendah.
Alih-alih menggunakan kabel atau kawat konduktor yang fleksibel, pada sistem ini listrik dialirkan melalui rel konduktor regid yang diletakkan di atas kereta.
6. Fourth Rail
Sistem ini sama seperti third rail, bedanya pada jenis ini digunakan 2 (dua) rel tambahan, dimana satu rel berfungsi sebagai penyalur arus positif dan satu rel lainnya sebagai penyalur arus negatif. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi risiko interfensi elektromagnetik.
Perangkat ini umumnya diterapkan pada beberapa sistem kereta metro seperti London Underground, dan lain sebagainya.
7. Ground-Level Power Supply
Sistem ini menggunakan rel listrik yang tertanam di dalam tanah, dimana suplai listrik hanya dilakukan ketika kereta berada tepat di atasnya.
Perangkat power collector jenis ini biasanya digunakan pada sistem trem modern seperti di Bordeaux dan Dubai.
8. Inductive Power Transfer (Wireless Charging)
Pada sistem ini digunakan induksi magnet untuk mengalirkan daya dari kumparan yang tertanam di lintasan ke receiver yang ada di sarana kereta.
Perangkat jenis ini tidak memerlukan kontak fisik antara alat kolektor dengan sarana, sehingga dapat mengurangi keausan, serta tidak ada bagian aktif yag terbuka. Hal tersebut membuat sistem jenis ini lebih aman (dapat meningkatkan keselamatan).
Sistem ini merupakan teknologi jenis baru, dan mulai diterapkan untuk aplikasi eksperimental pada trem dan bus.
Demikian artikel tentang 8 jenis power collector pada kereta listrik. Semoga bermanfaat.(*)