Indonesia sebagai negara kepulauan yang membentang sangat luas memiliki berbagai keragaman budaya, bahasa dan suku bangsa.
Banyak dari suku-suku bangsa tersebut yang sudah menjalani hidup sebagai manusia modern. Namun masih ada pula sebagaian yang masih mempertahankan gaya hidup seperti nenek moyang mereka, bahkan cenderung terisolir dari hiruk pikuk keramaian dunia modern saat ini.
Salah satu suku yang diduga masih ada dan hidup hingga sekarang yaitu Suku Mante, yang keberadaannya sendiri masih menjadi misteri. Pasalnya terdapat banyak teori yang mengatakan bahwa mereka telah punah, namun ada pula beberapa saksi yang mengaku pernah bertemu dengan mereka di zaman modern seperti saat ini.
Asal Usul Suku Mante
Suka Mante atau juga dikenal dengan Suku Mantir merupakan salah satu etnik paling awal yang dipercaya pernah mendiami wilayah Aceh.
Bersama dengan beberapa etnis asli lainnya seperti Lanun, Sakai, Jakun, Senoi dan Semang, Suku Mante merupakan etnik lokal yang diyakini menjadi pembentuk Suku Aceh saat ini.
Baca Juga: Mitologi Bangsa Elf: Menguak Kisah Anak Pertama Dunia
Etnis Mante sendiri termasuk dalam rumpun bangsa Melayu Proto, yang pada mulanya menetap di wilayah Aceh Besar dan tinggal di pedalaman hutan Aceh. Konon mereka sudah ada sejak zaman Kerajaan Aceh, dan masih satu garis keturunan dengan Suku Melayu.
Selain itu, mereka juga dianggap sebagai etnis purba karena keberadaannya yang hampir tidak pernah terlihat hingga ratusan tahun lamanya. Bahkan beberapa ahli mengatakan bahwa mereka sudah punah.
Mengenai keberadaannya, sebagaimana dikutip dari theAsianparent, Dr. Snouck Hurgronje dalam bukunya menyebutkan bahwa pada abad ke 18, sepasang orang Mante berhasil ditangkap dan dibawa ke hadapan Sultan Aceh. Namun, mereka tidak mau bicara, makan maupun minum, hingga akhirnya mereka meninggal dunia.
Awal Mula Istilah Mante
Mante pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Snouck Hurgronje dalam bukunya yang berjudul De Atjehers.
Ia mengartikan Mante sebagai istilah untuk orang yang bodoh dan memiliki sikap kenakan-kanakan. Kendati demikian, Hurgronje sendiri mengaku belum pernah bertemu dengan Suku Mante ini.
Baca Juga: Kisah Seram Hantu Teke-Teke, Gadis Jepang yang Jadi Korban Perundungan
Sementara itu, dalam kamus Gayo-Belanda karangan Prof. Ibrahim Alfian, istilah Mante digunakan untuk sekelompok masyarakat liar yang tinggal di hutan. Sementara dalam kamus Gayo-Indonesia yang ditulis Nelalatua, istilah Mante diartikan sebagai sekelompok suku yang terasing.
Ciri Fisik Suku Mante
Suku Mante digambarkan memiliki ciri fisik yang berbeda dengan manusia kebanyakan. Dikatakan mereka hanya memiliki tinggi badan maksimal satu meter dengan rambut panjang terurai. Selain itu, mereka juga melakukan aktivitas sehari-hari dengan telanjang.
Meski demikian, Suku Mante disebutkan memiliki kulit cerah, tubuh berotot dan kasar serta wajah berbentuk persegi dengan dahi yang sempit.
Mereka memiliki alis tunggal, dimana kedua alis mereka bertemu di pangkal hidungnya yang tampak pesek.
Aktivitas Suku Mante
Dalam kehidupan sehari-hari, Suku Mante memiliki Bahasa sendiri yang digunakan untuk berkomunikasi, dan hanya dapat dipahami oleh sesama mereka saja. Selain itu mereka juga sering menggunakan bahasa isyarat untuk komunikasi sehari-hari.
Etnis ini dikenal sebagai omnivora, dimana mereka memakan hewan, tumbuhan, biji-bijian dan buah-buahan yang didapatkannya dari alam.
Baca Juga: Kisah Narcissus: Si Tampan yang Mencintai Bayangannya Sendiri
Selain itu, mereka juga tidak memiliki rumah secara permanen, dan hidup secara nomaden dari satu tempat ke tempat lain. Umumnya Suku Mante akan mendiami goa-goa yang ada di tengah pedalaman hutan.
Penampakan Keberadaan Suku Mante
Meski dikatakan sebagai kelompok etnis yang sudah punah dan misterius, akan tetapi terdapat beberapa kesaksian yang mengatakan keberadaan dan eksistensi mereka.
Salah satunya yaitu pada tahun 2017. Pada saat itu sekelompok pengendara motor yang sedang menyusuri hutan pedalaman Aceh bertemu dengan sosok manusia bertubuh pendek yang sedang menenteng kayu.

Namun, ketika hendak dikejar, sosok tersebut melarikan diri dengan sangat cepat hingga kemudian hilang dibalik alang-alang. Sosok tersebut diduga kuat sebagai orang Mante yang selama ini dianggap punah.
Jauh sebelum itu, tepatnya pada 18 Desember 1987, Harian Kompas sempat menulis artikel tentang keberadaan Suku Mante ini. Saat itu mereka dikatakan mendiami wilayah pedalaman Aceh.
Gusnar Effendy, seorang pawang hutan setempat mengaku telah menemukan etnis misterius ini yang hidup di pedalaman Lokop, Aceh Timur.
Ia mengatakan pernah bertemu dengan mereka di hutan-hutan wilayah Oneng, Pintu Rimba, Rikit Gaib di Aceh Tengah dan Aceh Tenggara. Saat itu Suku Mante diperkirakan berjumlah lebih dari 50 jiwa.
Terlepas dari berbagai teori dan kesaksian tentang Suku Mante, hingga saat ini keberadaan mereka belum benar-benar dapat dikonfirmasi secara nyata dan ilmiah.
Meski demikian, setidaknya dengan mengetahui tentang Suku Mante semoga dapat menambah wawasan dan khazanah kita tentang keberagaman Nusantara.
Demikian artikel tentang misteri Suku Mante, manusia kerdil yang hidup di tengah pedalaman hutan Aceh.(*)