Beberapa waktu lalu, penulis sempat membaca sebuah artikel yang mengatakan bahwa orang yang narsis cenderung lebih mudah meraih kesuksesan di tempat kerja.
Akan tetapi, beberapa artikel lain juga ada yang menyebutkan bahwa narsis atau narsistik merupakan salah satu gangguan kepribadian.
Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikenal di dunia psikologi saat ini sebagai narsisme atau narsistik, yaitu salah satu gangguan kepribadian yang ada pada diri manusia.
Bicara soal narsis, mengingatkan penulis tentang suatu kisah dari Yunani tentang narsistik atau narsisme ini.
Baca Juga: Misteri Anunnaki: Alien Pencipta Manusia
Yunani sendiri merupakan salah satu bangsa yang besar, dimana peradaban barat sebagian berasal dari sana.
Dari sekian banyak pembahasan tentang Yunani, salah satu yang terkenal yaitu tentang kisah-kisah mitologinya.
Ya, Yunani memang memiliki kisah mitologi yang sangat beragam dan luar biasa. Salah satunya yaitu kisah seorang pemuda bernama Narcissus, si tampan yang mencintai bayangannya Sendiri, dan dari nama serta kisahnya inilah muncul istilah Narsisme. Berikut adalah kisahnya.
Kisah Ketampanan Narcissus
Dikisahkan ada seorang pria bernama Narcissus yang lahir di Thespiae, bagian dari Boeotia. Ayahnya bernama Cephissus (Dewa sungai Yunani kuno) dan ibunya adalah seorang nimfa (peri) bernama Liriope.
Suatu hari seorang peramal bernama Theresias memperingatkan Liriope bahwa kelak putranya akan berumur panjang, asalkan ia tidak pernah mengenal dirinya sendiri.
Ketika Narcissus menginjak remaja dan usianya dianggap sudah matang sebagai seorang pria, ia tumbuh menjadi orang yang terlalu mencintai dan mengagumi dirinya sendiri. Meskipun ia tidak pernah benar-benar melihat dirinya sendiri.
Baca Juga: Kisah Hidup Oedipus, Raja yang Menikahi Ibunya Sendiri
Karena rasa cinta dan kagumnya terhadap diri sendiri itulah yang akhirnya membuat tak ada satupun orang mampu menarik hatinya.
Bahkan ia membuat para gadis yang berusaha mendekatinya mengalami kekecewaan dan patah hati.
Tak hanya itu, saking tampannya dikisahkan para pria pun sampai terpesona melihatnya. Namun, mereka menerima nasib yang tak berbeda dengan para gadis. Mereka hanya menelan kekecewaan.
Narcissus Mengenal Dirinya Sendiri
Suatu ketika, saat sedang berjalan-jalan Narcissus secara tidak sengaja melewati sebuah kolam, dan kebetulan ia melihat pantulan wajahnya dari air di kolam tersebut.
Ia pun terpesona dan kagum akan ketampanan sosok yang ada di dalam kolam itu, dimana tak lain dan tak bukan adalah bayangannya sendiri.
Saking terpesonanya hingga membuat Narcissus jatuh cinta pada bayangannya tersebut. Hubungan satu arah semacam ini, secara alami tidak akan menuju kemanapun.
Ia terus mengagumi bayangan dirinya itu hingga tak dapat beranjak dari kolam tempat dimana bayangan tersebut nampak.
Kematian Narcissus
Akhirnya Narcissus yang putus asa karena cinta yang tak mungkin terbalaskan itu pun mati kelaparan dan kehausan ditepi kolam tersebut.
Versi lain mengatakan bahwa Narcissus mati bunuh diri dalam keputus asaanya karena tahu bahwa tidak mungkin cintanya terbalaskan.
Mayatnya (beberapa versi mengatakan darah dari luka tusukannya) berubah menjadi bunga yang dinamai sama dengan namanya.
Selain menjadi nama bunga, nama Narcissus juga diabadikan dalam istilah psikologi, yaitu Narsisme yang dipopulerkan oleh Sigmund Freud.
Narsisme sendiri adalah suatu kepribadian seseorang yang mengejar pengakuan dari orang lain terhadap kekaguman dan kesombongan egoistik akan ciri pribadinya.
Kondisi ini membuat seseorang mengagumi dirinya sendiri secara berlebihan dan merasa bahwa dirinya penting, sehingga akan cenderung mementingkan diri sendiri dan anti terhadap kritikan.
Itulah tadi kisah tentang Narcissus, si tampan yang mati karena terlalu mengagumi dirinya sendiri.
Semoga apa yang penulis sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua. Jika ada kurang dan salah, penulis mohon maaf. Terima kasih.(*)