“Hidup tanpa cinta, bagai taman tak berbunga…”
Begitulah kira-kira penggalan lirik lagu dari Sang Raja Dangdut Rhoma Irama. Sangat indah dan puitis sekali, seakan benar-benar menggambarkan kondisi hati kita.
Cinta sendiri adalah sesuatu yang abstrak, tidak mudah untuk menjelaskannya. Bahkan terkadang kita sulit untuk dapat mengidentifikasinya.
Bicara tentang cinta, kita semua pasti pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. Biasanya pertama kali terjadi saat awal masa pubertas, dan akan terus muncul dan muncul lagi hingga akhir hayat kita.
Baca Juga: Jenis-Jenis Pasar Menurut Strukturnya
Saat perasaan itu muncul, kerap kali kita merasa sangat bahagia, hati berbunga-bunga, dan seluruh pikiran hanya diisi oleh wajah dan namanya.
Bahkan pada titik tertentu kita rela melakukan apapun hanya untuk orang yang kita cintai itu. Sampai tak terasa akhirnya kita menjadi bodoh dibuatnya.
Akan lebih banyak tindakan irasional yang kita lakukan karena efek dari falling in love ini.
Lantas bagaimana bisa perasaan yang sangat membahagiakan itu membuat kita justru menjadi bodoh?
Berikut adalah penjelasan singkatnya yang penulis rangkum dari beberapa sumber.
Jatuh Cinta Sangat Dipengaruhi Oleh Hormon
Seseorang yang sedang dilanda asmara mungkin akan mengalami kesulitan dalam melakukan tugas-tugas kognitif seperti multitasking serta pemecahan masalah.
Hal tersebut dapat terjadi karena sebagian besar energi telah dihabiskan untuk memikirkan seseorang yang sedang dicintai.
Baca Juga: Dunia Tidak Berjalan Sesuai Keinginanmu
Saat seseorang mengalami jatuh cinta, hormon dalam tubuh akan bereaksi sedemikian rupa sehingga menimbulkan perasaan bahagia yang meluap-luap (euforia), kelelahan, dan terancam sekaligus.
Penelitian dari University of Pisa mengungkapkan bahwa pada saat awal jatuh cinta, aktivitas saraf adrenalin, dopamin, oksitosin, norepinefrin dan phenylethylamine (amfetamin alami) bercampur aduk dan mengalami peningkatan.
Akibat dari peningkatan hormon-hormon tersebut membuat bagian otak yang mengatur emosi menjadi kewalahan.
Namun, pada fase euforia ini efek relaksasi yang diperoleh dari hormon serotonin akan mengalami penurunan, dan digantikan dengan obsesi terhadap pasangan secara konsisten.
Phenylethylamine yang bertindak sebagai amfetamin alami juga sangat berperan dalam hal ini, yang membuat jantung terasa berdebar hingga terengah, gemetar, serta munculnya keinginan yang sangat besar untuk selalu bersama dengan kekasih.
Jatuh Cinta dan Kebodohan
Kembali ke pembahasan kita tentang kebodohan yang timbul saat jatuh cinta.
Jika melihat dari penjelasan sebelumnya yang menyatakan bahwa jatuh cinta sangat dipengaruhi oleh hormon, lantas apakah hal yang sama juga berlaku untuk kebodohan saat jatuh cinta?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, bisa kita lihat dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti University College London, Inggris.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Drama Korea Tema Sekolah Terbaik
Dalam penelitian tersebut, tim peneliti menemukan sebab kenapa orang yang jatuh cinta akan cenderung terlihat atau melakukan hal-hal bodoh.
Dengan menggunakan alat pindai MRI (Magnetic Resonance Imaging), para ahli melakukan pemindaian pada otak orang yang sedang jatuh cinta. Dari situ mereka juga memetakan bagian otak mana saja yang aktif dan tidak aktif saat seseorang dilanda asmara.
Dari hasil pindai tersebut, ternyata ditemukan hasil bahwa saat seseorang sedang falling in love, bagian otak yang bernama Korteks Frontal akan diistirahatkan oleh otak.
Korteks frontal sendiri merupakan bagian otak yang berfungsi untuk menilai sesuatu dan membuat keputusan. Jika bagian ini diistirahatkan atau tidak aktif, maka seseorang akan kesulitan menilai sesuatu. Hal itulah yang membuat seseorang menjadi bodoh saat jatuh cinta.
Akan tetapi, ternyata kebodohan saat jatuh cinta ini bukan tanpa alasan. Disebutkan oleh Semir Zeki, seorang peneliti dari University College London, bahwa kondisi tidak aktifnya bagian otak tersebut bertujuan untuk urusan biologis, kemungkinan untuk reproduksi.
Penutup
Dari penjelasan-penjelasan tersebut dapat kita pahami kenapa saat kita jatuh cinta, kita akan cenderung bertindak bodoh. Bahkan ceramah dari ahli agama manapun tidak akan mempan bagi kita.
Namun, tindakan bodoh tersebut ternyata juga merupakan bagian penting dalam urusan biologis kita, terutama untuk reproduksi.
Dari sini kita bisa belajar, bahwa dengan cinta bisa timbul obsesi yang dapat memengaruhi tindakan manusia.
Dari cinta jugalah akhirnya timbul keinginan untuk membangun keluarga dan bereproduksi demi kelangsungan hidup manusia.
Akan tetapi, dalam beberapa kasus cinta tidak melulu tentang urusan biologis dan reproduksi.
Ada kalanya cinta hadir untuk memenuhi kebutuhan emosional manusia saja, misalnya seperti cinta orang tua kepada anak dan juga sebaliknya.
Cinta memang penuh misteri, sulit dijelaskan dan tidak bisa dikalkulasikan. Terkadang kehadirannya juga justru menimbulkan luka, rasa sakit dan gelisah tak karuan.
Tapi ya seperti itulah kehidupan, kita tidak perlu menolaknya secara berlebihan. Cukup nikmati dan jalani saja hingga kita bisa menemukan kedamaian.
Demikian artikel singkat kali ini. Semoga bermanfaat.(*)
Referensi:
Asavasthi, N. (2020, Juli 30). Mengapa Jatuh Cinta Bikin Kita Jadi Bodoh? Ini Kata Peneliti! Diambil kembali dari KlikDokter: https://www.klikdokter.com/info-sehat/kesehatan-umum/mengapa-jatuh-cinta-bikin-kita-jadi-bodoh-ini-kata-peneliti?srsltid=AfmBOoqnUVSOi1NaTsACArQuZIL9C5Hfi54iDwpTQqr4EhS5AxAiD5DP
Shabrina, A. (2020, Juni 02). Benarkah Jatuh Cinta Bisa Bikin Bodoh? Ini Penjelasan Ilmiahnya. Diambil kembali dari HelloSehat: https://hellosehat.com/mental/hubungan-harmonis/jatuh-cinta-bisa-bikin-bodoh/#goog_rewarded