Halo! Berjumpa lagi dengan keresahan hati penulis.
Pada tulisan kali ini penulis sedang mengalami keresahan dan pergolakan pikiran yang cukup mengganggu. Yaitu tentang sikap antipati orang-orang beragama terhadap ilmu pengetahuan (sains).
Di zaman yang sudah se-modern ini ternyata masih banyak para tokoh-tokoh atau orang-orang beragama yang alergi terhadap ilmu pengetahuan (sains) yang ilmiah. Mereka masih cenderung sangsi terhadap penemuan-penemuan hasil dari metode ilmiah tersebut.
Di sini penulis akan mencoba memaparkan sedikit pandangan pribadi penulis terkait dengan hal di atas.
Sebagai seorang muslim, penulis sendiri masih cukup sering menemui fenomena beberapa tokoh muslim juga yang menolak penemuan-penemuan sains ilmiah. Mereka beranggapan bahwa ilmu pengetahuan dan penemuan-penemuan itu adalah produk orang-orang kafir yang tidak seharusnya dipakai oleh umat muslim.
Bahkan, ada beberapa tokoh juga yang menolak penggunaan teknologi dari negeri mayoritas non-muslim, dengan alasan bahwa benda-benda tersebut adalah produk orang kafir dan berpotensi untuk menyesatkan umat muslim.
Hal-hal seperti inilah yang menimbulkan pertanyaan di benak penulis. Kenapa pemikiran-pemikiran seperti ini bisa muncul?.
Padahal, kalau kita mau lebih merenunginya lagi, sebenarnya apa yang ada di seluruh alam semesta ini adalah milik Allah SWT Tuhan YME. Termasuk juga ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada dasarnya semuanya berasal dari Allah SWT.
Lantas kenapa kita membatasi diri kita dengan mengatasnamakan Tuhan, sementara apa yang kita batasi tersebut berasal dari Tuhan juga?. Tentu saja dalam kasus ini berlaku untuk hal-hal yang baik dan tidak melanggar syariat.
Menurut penulis, semua yang ada di alam semesta ini adalah milik dan berasal dari Allah SWT, yang diberikan kepada kita. Akan tetapi, Allah SWT sendiri juga menetapkan batasan-batasan untuk kita (yang tercantum dalam Al-Qur’an dan Hadist) yang tentunya demi kebaikan kita juga.
Hal-hal yang termasuk ke dalam batasan-batsan itulah yang seharusnya kita hindari. Kita jaga diri kita agar tidak terjerumus pada hal-hal yang dibatasi itu.
Namun, untuk hal-hal yang tidak termasuk dalam batasan tersebut (tidak melanggar syariat dan merusak akidah) kenapa harus kita batasi? Apakah selemah itu keimanan umat muslim sekarang ini? Hanya karena menggunakan benda-benda ciptaan orang kafir lalu khawatir ia akan ikut ke dalam kekafiran?.
Fenomena seperti inilah yang membuat umat muslim terus-terusan berada dalam kekalahan. Terus-terusan berada dalam ketidakmampuan. Terus-terusan menjadi target fitnah dunia.
Ilmu Tuhan itu luas. Sebagai umat muslim yang mengimani Allah SWT sebagai Tuhan semesta alam sudah semestinya kita mengkaji, merenungi, dan mempelajari ilmu-ilmu yang telah Tuhan curahkan untuk kita di alam semesta ini.
Perlu disampaikan, bahwa penulis di sini tidak bermaksud untuk merumuskan hukum. Penulis hanya menuangkan keresahan yang ada di dalam hati dan pikiran penulis saja. Terkait dengan hukum-hukum syariat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penggunaannya mungkin bisa ditanyakan kepada pihak yang lebih ahli di bidangnya.
Penulis hanya ingin mengajak bersama seluruh saudara-saudara muslim, mari kita kembangkan critical thinking kita. Mari kita besarkan identitas kita sebagai umat Islam, agar kita tidak terus-terusan hanya menjadi penonton saja dari perkembangan dan pergolakan di alam semesta ini. Jangan sampai kita hanya menjadi “pengguna” saja, tapi kita juga harus bisa menjadi “pengembang” di dunia ini.
Mungkin itu sedikit yang bisa penulis sampaikan pada postingan kali ini. Mohon maaf jika masih ada banyak kekurangan. Semoga tulisan ini bisa memberi manfaat untuk kita bersama.
Jika ada yang ingin disampaikan atau didiskusikan, silakan corat-coret di kolom komentar. Mari Berpikir Bersama!. Terima kasih.(*)