Logika merupakan sesuatu yang melekat pada diri manusia, yang berguna untuk membantunya dalam berpikir kritis, tepat, lurus, tertib, metodis dan koheren.
Namun sayangnya, adanya logika ini terkadang tidak dimanfaatkan dengan baik dan benar oleh manusia. Bahkan cenderung mengarah pada kondisi cacat logika.
Berbeda dengan istilah cacat yang sering didengar di masyarakat, yang mana menyangkut pada kondisi fisik seseorang. Cacat logika atau Logical Fallacy sendiri menurut LaBoissiere (2010:1) dalam Gitayuda (2021) adalah kesesatan logika berpikir yang muncul karena terjadi ketidaksesuaian antara apa yang dipikirkan dan bahasa yang dipakai untuk merumuskan pokok pikiran. Hal ini bisa muncul saat suatu argumen terbentuk dari premis-premis yang tidak ada kaitannya dengan argumen yang ada.
Dalam sumber lain dijelaskan bahwa kesalahan logika atau cacat logika atau sering disebut dengan logical fallacy adalah cacat atau sesat penalaran, yang tidak hanya sering (secara tak sengaja) dipakai oleh orang-orang dengan kemampuan penalaran terbatas (Johan, 2019).
Baca Juga: Penjelasan Teori Kebutuhan Maslow: Sejarah, Konsep dan Tingkatannya
Kesesatan berpikir ini umumnya sering dialami oleh anak-anak usia sekolah dasar. Namun, nyatanya kondisi ini juga masih sering kita temui pada orang-orang dewasa. Bahkan juga pada orang-orang yang dianggap terpelajar sekalipun.
Berikut ini adalah 7 macam cacat logika yang sering terjadi di sekitar kita.
1. Arguentum Ad Hominem
Kesalahan logika yang pertama yaitu Argumentum Ad Hominem, yang merupakan jenis argumen atau serangan yang dilontarkan untuk menyinggung prasangka atau perasaan atau secara tidak relevan mencemarkan nama baik orang lain, alih-alih membahas fakta atau klaim yang dikemukakan oleh orang tersebut.
Sederhananya, Argumentum Ad Hominem atau Ad Hominem ini adalah sesat pikir yang mana saat dua pihak saling melontarkan argumen, salah satu pihak justru membantahnya dengan membahas kepribadian orang yang menjadi lawan bicaranya.
Bisa juga dikatakan bahwa salah satu pihak menyerang pihak lain secara personal, alih-alih membantah argumen yang dilontarkan oleh orang tersebut.
Misalnya seperti saat seorang ahli fisika yang sedang memaparkan teori tentang fisika kuantum. Lalu, dibarisan kursi paling belakang ada orang yang berbisik kepada orang di sebelahnya “Aku tidak percaya sedikitpun dari apa yang diucapkannya. Apakah kau tahu kalau dia telah menelantarkan istri dan anak-anaknya?”.
Pada contoh kasus di atas, antara tindakan si ahli fisika yang menelantarkan istri dan anak-anaknya dengan teori fisika kuantum yang dia paparkan sudah tentu tidak saling berhubungan.
2. Strawman
Strawman adalah kondisi kesalahan logika yang terjadi dimana saat dua orang saling berbicara, namun salah satu pihak menyimpulkan argumen lawan bicaranya dengan salah sehingga menimbulkan kesalahpahaman.
Contoh:
A: Halo.. Kamu kelihatan cantik hari ini.
B: Cuma hari ini? Berarti kemarin aku jelek?
3. Black and White Thinking
Kesesatan logika berikutnya yaitu Black and White Thinking, atau disebut juga dengan berpikir dikotomis.
Kondisi sesat logika ini terjadi saat seseorang hanya membagi alternatif menjadi dua, hitam dan putih, benar dan salah, ya dan tidak. Padahal, mungkin saja terdapat alternatif lain selain dari dua alternatif tersebut.
Baca Juga: Macam-macam Fungsi Uang yang Jarang Diketahui
Misalnya yaitu “Karl Marx adalah bapak komunisme dunia. Komunisme adalah paham yang anti agama. Jadi membaca buku Karl Marx berarti anti agama…”
4. Hasty Generalization
Seseorang yang mengalami kesesatan logika ini cenderung memiliki pemikiran yang menggeneralisir keadaan.
Kesesatan logika seperti ini biasanya terjadi saat seseorang terlalu tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, tanpa memiliki, mencari maupun mempertimbangkan data-data yang memadai.
Contoh paling nyata dari kondisi sesat logika ini seperti yang sering dialami oleh kaum wanita, seperti pada percakapan berikut.
A: Hey, gua mau curhat nih.
B: Iyaa, gimana?
A: Gua diselingkuhin lagi anjir. Ini udah ketiga kalinya gua diselingkuhin, dasar semua cowok sama saja!
B: ???
5. Appeal to Authority
Kondisi cacat logika ini terjadi saat seseorang memercayai apapun perkataan dari suatu otoritas (bisa pejabat, tokoh masyarakat, dll) sebagai kebenaran mutlak, tanpa melakukan konfirmasi dan klarifikasi lebih lanjut.
Contoh:
“Weh… Ini sinyal trading dari orang kaya… Ga mungkin salah…”
6. Post Hoc
Post Hoc adalah salah satu bentuk kesesatan logika yang mana menghubungkan antara dua peristiwa hanya karena terjadi saling berdekatan, padahal keduanya bisa jadi tidak ada hubungannya sama sekali.
Pada kasus sesat logika ini, biasanya suatu peristiwa dikatakan sebagai penyebab peristiwa berikutnya (lainnya) hanya karena kedua peristiwa tersebut terjadi secara berdekatan (atau berurutan).
Contoh:
“Kemarin si A nebang pohon besar. Sekarang dia sakit. Berarti dia sakit karena nebang pohon besar itu…”
7. Anecdotal
Pada sesat logika jenis ini, seseorang cenderung menggunakan pengalaman pribadi atau kesaksian orang lain daripada data yang dapat diuji akuntabilitasnya.
Pelaku cacat logika ini akan mengabaikan data-data statistik maupun penelitian yang telah teruji dan melibatkan banyak sampel, dan lebih berpegang pada pengalaman beberapa orang saja.
Contoh:
“Buat apa sekolah tinggi-tinggi… Banyak kok orang sukses yang gak lulus kuliah, bahkan ga lulus sekolah…”
Itulah 7 jenis cacat logika yang sering terjadi di sekitar kita. Semoga apa yang penulis sampaikan di atas dapat bermanfaat buat kita semua. Terima kasih.(*)
Referensi:
Gitayuda, M. B. (2021). Implementasi Edukasi Menghindari Kesalahan Berpikir Pada Mahasiswa Manajemen. Sceince Contribution to Society Journal Vol 1 (1), 22-30.
Johan, G. M. (2019). Analisis Kesalahan Logika dalam Diskusi SIswa Sekolah Dasar. Jurnal Tunas Bangsa Vol.6, No.1.
Munro, A. (t.thn.). Ad Hominem. Diambil kembali dari Britannica: https://www.britannica.com/topic/ad-hominem
Nordquist, R. (2020, Januari 17). What Is a Post Hoc Logical Fallacy? Diambil kembali dari Thoughtco: https://www.thoughtco.com/post-hoc-fallacy-1691650
The Economic Influence. (2024, Juli 6). Cacat Logika yang Sering Kita Temui Sehari-hari. Diambil kembali dari Instagram: https://www.instagram.com/p/C9FZXTayLgV/?img_index=1