Kurang ajar! Tak bisa tidur aku dibuatnya, hanya gara-gara lihat dia repost fotonya yang diposting orang lain (yang aku sendiri juga tak tahu itu siapa).
Sebenarnya bukan masalah apa-apa, karena aku bukan siapa-siapa baginya, dan dia juga bukan apa-apa untukku. Kita hanya sebatas teman kerja, yang berhubungan hanya saat jam produktif saja.
Namun entah kenapa ada hal aneh yang muncul di dalam dadaku ketika melihatnya. Aku sendiri tak tahu perasaan apa itu.
Baca Juga: Barru Indah Sejahtera
Dalam hatiku mengatakan bahwa itu adalah jatuh cinta, tapi otakku menolak untuk mengakuinya. Kepalaku seakan-akan menginstruksikan untuk menahan diri, jangan keterlaluan. Ia memintaku untuk sadar diri dan membiarkan dia menemukan sosok yang lebih pantas mendampinginya.
Sampai sini aku masih bisa menahannya, bahkan memanipulasi hatiku untuk tidak terlalu jatuh dalam rayuan keindahannya. Hingga pada hari Jum’at, 8 Muharram 1447 H aku melihat sebuah foto yang di repost oleh dia, dan sialnya foto itu adalah hasil postingan dari seorang pria yang tak ku kenal.
Baca Juga: Tergoda Rayuan Laut Tanjung Bira
Keterlaluannya lagi, hatiku justru malah meronta-ronta. Hingga otakku kewalahan menghadapinya.
Sepertinya apa yang aku khawatirkan benar-benar terjadi. Aku sendiri tidak bernyali untuk seriusin dia, aku merasa pesimis (atau lebih ke sadar diri), tapi kalau misalkan dia sama orang lain apakah aku bisa ikhlas? Dan ternyata jawaban dari pertanyaan itu aku dapatkan saat ini. Aku rasakan sendiri. Selanjutnya, apakah aku perlu sebuah klarifikasi? Atau biarkan semua ini hanyut terbawa aliran waktu?
**Tulisan ini dibuat di Barru, 9 Muharram 1447 H pada pukul 05.44 waktu setempat.